Beranda | Artikel
Kesempurnaan Ajaran Islam
Senin, 19 Juli 2021

إِنَّ الحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ

وَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ

اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ﴾ [آل عمران: 102].

﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ﴾ [النساء: 1].

﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ﴾ [الأحزاب: 70-71]

فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللَّهِ وَ خَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ ﷺ وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِيْ النَّارِ، أَمَّا بَعْدُ

Kaum Muslimin Yang Berbahagia!

Hendaklah kita senantiasa bertakwa kepada Allâh سبحانه وتعالى dan mensyukuri nikmat-Nya yang agung. Inilah hari raya umat Islam, yang datang setelah hari Arafah. Dan hari Arafah merupakan hari pembebasan dari api neraka. Di hari ini, Allâh سبحانه وتعالى membebaskan para jamaah haji yang melakukan ibadah wukuf di Arafah, demikian juga kaum Muslimin lainnya yang tidak wukuf, yaitu bagi orang yang Allâh سبحانه وتعالى terima taubatnya, dan baik amal dan niatnya. Oleh karena itu, hari setelahnya ini menjadi hari raya untuk semua kaum Muslimin, baik yang menunaikan haji ataupun tidak. Mereka semua sama-sama mendapatkan pembebasan dari neraka pada hari Arafah, dan pada hari Idul Adh-ha juga sama-sama melakukan penyembelihan kurban.

Kaum Muslimin Jamaah Shalat Idul Adh-ha Rahimakumullah!

Hari raya Islam datang setelah menunaikan rukun agung dari rukun-rukun Islam. Hari raya kurban ini tiba setelah ditunaikannya rukun haji ke Baitullâhil Haram; di mana turun ampunan dan pembebasan dari neraka kepada kaum Muslimin pada hari Arafah. Dan hari raya bukanlah diperuntukkan bagi mereka yang menyandang pakaian baru dan mempercantik penampilan luarnya, namun hatinya sarat dengan kebusukan. Hari raya diperuntukkan bagi mereka yang taat kepada Allâh, lahir dan batin, dan ia takut akan datangnya hari pembalasan. Sejatinya kebahagiaan pada hari ini adalah karena diraihnya ampunan dan pembebasan dari api neraka, serta ditunaikannya ketaatan. Bila ini tidak bisa diwujudkan, itu berarti kerugian.

Al-Hasan رحمه الله berkata, “Setiap hari di mana kita tidak bermaksiat kepada Allâh pada hari tersebut, maka itulah hari raya.”

Adapun umat selain Islam, mereka mengada-adakan hari raya-hari raya karena bertepatan dengan hal sepele, atau hal-hal berbau kufur dan syirik. Namun hari raya Islam, maka Allâh سبحانه وتعالى menjadikannya karena bertepatan dengan perihal agung dan setelah berlalunya ibadah agung. Hari raya Islam datang setelah ditunaikannya rukum Islam dan turunnya ampunan serta nikmat-Nya.

Kaum Muslimin Jamaah Shalat Idul Adh-ha Rahimakumullah!

Memang benar, bahwa hari Arafah adalah hari yang agung, begitu pula dengan hari setelahnya. Dalam Shahihain, ada seorang lelaki Yahudi berkata kepada Khalifah Umar bin Khatthab رضي الله عنه . Ia berkata, “Wahai Amirul Mukminin! Ada satu ayat dalam Kitab Suci kalian, sekiranya ayat tersebut diturunkan kepada kami orang-orang Yahudi, tentulah kami jadikan hari tersebut sebagai hari raya.” Umar رضي الله عنه bertanya, “Ayat manakah yang engkau maksudkan?” Si Yahudi menjawab, “Yaitu ayat:

﴿ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ  ﴾

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (QS. Al-Mȃ’idah/5:3)

Umar رضي الله عنه pun berkata, “Sungguh, aku benar-benar tahu hari diturunkannya ayat tersebut, juga tempatnya. Ayat ini turun, sedangkan Rasûlullâh ﷺ tengah berdiri di Arafah pada hari Jumat.”

Bila kita perhatikan kandungan dan kapan ayat ini diturunkan, kita pun akan tahu betapa agung kandungannya, dan keagungan hari diturunkannya, juga keagungan hari-hari setelahnya. Ayat tersebut memuat makna, bahwa Allâh سبحانه وتعالى telah memberi anugerah besar kepada kaum Mukminin, yaitu dengan disempurnakannya agama ini. Sehingga tidak terdapat kekurangan dalam syariat-Nya. Aturannya pun tidak terjamah ketimpangan. Al-Quran dan Sunnah yang merupakan sumber rujukan agama ini, mendapatkan penjagaan dari Allâh سبحانه وتعالى. Sehingga selamanya tetap terjaga dan sesuai di segala waktu dan tempat. Allâh سبحانه وتعالى berfirman:

﴿اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ ﴾

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr/15:9)

Rasul ﷺ juga bersabda:

تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُمَا ( إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا ) : كِتَابَ اللَّهِ وَ سُنَّتِيْ

Aku telah meninggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat selamanya (jika kalian berpegang teguh pada keduanya); yaitu Kitabullah dan Sunnahku. (HR. Al-Hakim, ad-Daruquthni, al-Baihaqi)2

Ini adalah agama yang sempurna; aturan yang menyeluruh mencakup semua kemaslahatan hamba. Agama ini sesuai untuk segala waktu dan tempat. Ditambah lagi bahwa agama ini terpelihara dari tangan-tangan jahil yang hendak mendistorsi dan merubahnya. Ia sempurna dalam prinsip-prinsip dasarnya, juga dalam hukum-hukum cabangnya. Sempurna dalam hal urusan ibadah juga muamalah. Aturannya mencakup tataran umat dan juga tataran individu. Ia agama yang menjamin prinsip mengambil hal yang maslahat dan menolak yang merusak, juga menjaga segala hak serta memberi efek jera kepada para pembuat kerusakan. Ia agama yang mengatur segala urusan, yang tidak tersentuh oleh kekurangan maupun ketimpangan. Allâh سبحانه وتعالى berfi rman:

﴿لَّا يَأْتِيْهِ الْبَاطِلُ مِنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهٖ ۗتَنْزِيْلٌ مِّنْ حَكِيْمٍ حَمِيْدٍ ﴾

Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (QS. Fushshilat/41: 42)

Jamaah Shalat Idul Adh-ha Rahimanî wa iyyâkum!

Maka orang yang menilai Islam tidak cocok untuk zaman sekarang, atau meragukannya, ataupun menyatakan bahwa Islam hanya mengatur urusan manusia dengan Sang Pencipta semata, sedangkan urusan dunia dengan berbagai dimensinya tidak diatur Islam, maka ia telah keluar dari Islam, ia telah mendustakan Allâh سبحانه وتعالى yang telah menyatakan bahwa Dia telah menyempurnakan agama-Nya.

Kaum Muslimin Jamaah Idul Adh-ha Yang Dirahmati Allâh!

 Bila kita perhatikan hari turunnya ayat di atas yaitu hari Arafah, dan di hari Jumat pula, kitapun tahu betapa mulia waktu turunnya ayat di atas. Ia adalah hari terbaik. Dan kitapun tahu agungnya hari ini, yaitu hari nahr, hari Idul Adh-ha yang datang setelah Arafah. Ia adalah hari haji besar, al[1]hajjul akbar. Nabi ﷺ telah bersabda pada hari ini, “Tahukah kalian hari apakah ini?” Para Sahabat g menjawab, “Allâh dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliaupun diam, hingga kami kira Beliau ﷺ akan menamakannya dengan nama lain. Beliau ﷺ bersabda, “Bukankah ini hari nahr; Îdul Adh-ha?” Kami menjawab, “Benar.”

Beliau ﷺ bersabda lagi, “Bulan apakah ini?” Kami menjawab, “Allâh dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau ﷺ diam hingga kami kira Beliau ﷺ akan menamakannya dengan nama lain, lalu Beliau ﷺ melanjutkan, “Bukankah ini adalah Dzul-Hijjah?” Kami menjawab, “Benar.”

Beliau bersabda, “Negeri apakah ini?” Kami menjawab, “Allâh dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau ﷺ diam hingga kami kira Beliau akan menamakannya dengan nama lain, lalu Beliau ﷺ melanjutkan, “Bukankah ini adalah al-baldah (negeri Mekah)?” Kami berkata, “Benar.” Beliau ﷺ bersabda, “Sesungguhnya darah dan harta kalian adalah haram (dilindungi kehormatannya) atas kalian; seperti diharamkan atau dimuliakannya hari kalian ini, di bulan kalian ini, di negeri kalian ini, hingga hari kalian bertemu dengan Rabb kalian. Ingatlah, bukankah aku telah sampaikan?” Mereka menjawab, “Benar.” Beliau berkata, “Ya Allâh, saksikanlah! Maka hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir. Berapa banyak orang yang diberi kabar, lebih paham daripada orang yang mendengar. Maka janganlah kalian kembali kepada kekufuran sepeninggalku, di mana sebagian kalian membunuh sebagian lainnya. (Hadits riwayat Ahmad dan Al-Bukhari)

Beliau menjelaskan bahwa kehormatan darah dan harta kaum Muslimin seperti halnya kehormatan bulan haram, di negeri Haram.

Maka bertakwalah wahai kaum Muslimin! Agungkanlah segala yang dimuliakan Allâh! Janganlah menumpahkan jiwa yang telah Allâh سبحانه وتعالى haramkan, janganlah memakan harta orang dengan batil. Jauhilah riba, suap, khianat, menipu dalam muamalat, perkataan dan amalan. Karena orang yang menipu kaum Muslimin, ia bukanlah bagian dari kaum Muslimin. Jagalah shalat jamaah dan shalat Jumat. Jauhilah persaksian palsu. Tundukkanlah pandangan kalian, jagalah kemaluan kalian. Tutupilah kaum wanita kita dengan hijab syar’i yang menutup aurat dengan benar. Janganlah kaum wanita keluar dari rumah dengan leluasa, kecuali untuk suatu kebutuhan, dengan selalu memakai pakaian syar’i dan tidak bertabarruj; mengumbar hiasan dan kecantikan. Jauhilah campur baurnya lelaki dan wanita, dan juga jauhi berkhalwat; menyendirinya wanita dengan lelaki yang bukan mahramnya di tempat sunyi.

Dan untuk kaum lelaki, hindarilah isbal, yaitu menjulurkan pakaian melebihi mata kaki. Karena Rasûlullâh ﷺ telah melarangnya dengan keras.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ  إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.

 اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.

 اللَّهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ.

 اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ،صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ.

 رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا.

 رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا.

 رَبَّنَا آتِنَا فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

 سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.


1 Diadaptasi dari al-Khuthab al-Minbariyyah Fil Munâsabât al- ‘Ashriyyah oleh Syaikh Shalih Fauzan Al-Fauzan 4/216.

2 Kalimat dalam kurung ada pada riwayat Imam Malik di dalam al-Muwatha’ dan Ibnu Abdil Barr di dalam Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhilihi -red.

Download PDF


Artikel asli: https://majalahassunnah.net/artikel/kesempurnaan-ajaran-islam/